Jumat, 04 April 2014

Yovita Lasti Handini: Keikutsertaan mahasiswa dan pemuda dalam menyukseskan Pemilu juga akan menentukan kualitas demokrasi di masa mendatang.

Jurnas.com | MENJELANG pemilihan umum (Pemilu) 2014, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar pendidikan politik untuk pemilih pemula, di Margasiswa I PMKRI, Jalan Sam Ratulangi Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2014).

Diskusi ini mengangkat tema “Pendidikan Politik Dalam Perspektif Pemilih Pemula” dengan pembicara yakni Muhammad Iqbal (Ketua KPUD Jakarta Selatan), Yovita Lasti Handini (Kepala Sekolah, Sentana Montessori School, Bogor), dan Presidium Gerakan Kemasyarakatan DPC PMKRI Cabang Jakarta Pusat, Eleonarius Dawa.

Pada kesempatan itu, Muhammad Iqbal mengharapkan kepada mahasiswa dan pemuda untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) tahun 2014.

Terkait penyelenggaraan Pemilu 2014, Muhammad Iqbal optimistis akan sukses. “Kesiapan KPU dalam mensukseskan pemilu untuk saat ini sudah mencapai 95 persen,” kata Muhammad Iqbal.

Ia juga mengharapkan mahasiswa dan pemuda serta stakeholder untuk bekerja sama mensosialisasikan Pemilu kepada masyarakat.

Sementara itu, Yovita L. Handini, menilai pendidikan politik sangat penting bagi pemilih pemula dan masyarakat pada umumnya. Dengan adanya peran aktif dari pemuda pada Pemilu 2014 ini, Yovita optimistis bahwa Pemilu 2014 akan berjalan lancar. Keikutsertaan mahasiswa dan pemuda dalam menyukseskan Pemilu juga akan menentukan kualitas demokrasi di masa mendatang.

Presidium Gerakan Kemasyarakatan DPC PMKRI Cabang Jakarta Pusat, Eleonarius Dawa berpendapat inpirasi perubahan selalu berawal dari kegelisahan-kegelisahan akan kondisi negara yang belum kunjung membawa kemakmuran bagi rakyat. Oleh karena itu, Eleonarius berharap aktivis mahasiswa dan generasi muda pemilih pemula yang masih mempunyai idealisme dan cita-cita besar tentang Indonesia.

“Pemilu 2014 ini merupakan momentum yang tepat bagi perubahan bangsa,” tegas Eleonarius Dawa.

Dia juga menyampaikan dalam setiap even Pemilu nasional maupun Pilkada selalu didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa. Jumlah pemilih pemula yang cukup besar ini kerap menjadi rebutan partai politik maupun politisi dalam mendongkrak perolehan suara.

Menurutnya, dalam setiap Pemilu diperkirakan 20-30 persen dari keseluruhan jumlah pemilih adalah pemilih pemula. Para pemilih pemula biasanya antusias untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena untuk pertama kali menggunakan hak pilih.

“Jiwa muda dan coba-coba masih mewarnai alur berpikir para pemilih pemula, sebagian besar hanya melihat momen pemilu sebagai ajang partisipasi dengan memberikan hak suara mereka kepada partai dan tokoh yang mereka sukai,” katanya.

Meski begitu, Eleonarius mengatakan antusiasme pemilih pemula untuk datang ke TPS tidak bisa diterjemahkan bahwa kesadaran politik mereka sudah tinggi. Sebab kebanyakan pemilih pemula baru sebatas partisipasi parokial semata. Mereka masih membutuhkan pendewasaan politik sehingga mampu berpartisipasi aktif dan dapat berkontribusi positif dalam upaya menjaga dan menyukseskan demokratisasi.

Oleh karena itu, menurut Eleonarius, partai politik seharusnya tidak hanya berpikir bagaimana mendulang suara, tetapi lebih dari itu adalah parpol harus memikirkan pula bagaimana menumbuhkan kesadaran politik bagi anak muda yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa.

Ia menegaskan bahwa menjelang pelaksanaan Pemilu 2014, suara pemilih muda sangat penting dan menentukan arah demokrasi Indonesia. Parpol harus mampu merebut kepercayaan pemilih muda dengan aktif memberikan pendidikan politik.

Sumber Berita:
http://m.jurnas.com/news/129723/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar